Surat Rinduku, untuk Kalian yang di sana

Kita mungkin terpisah, namun kita masih menatap langit yang sama.

Ah, ingin sekali tangan ini menyentuhmu, tak kuasa mulut ini ingin memanggilmu. Betapa hati ini rindu akan kenangan-kenangan kita bersama.


Yak, kalau dibuka kayak gitu rasanya kayak rindu sama belahan jiwa. Memang iya kalian belahan jiwaku kok, cuma terbelah lagi menjadi 15. Banyak? Nggak kok, bagiku kalian tetap yang terbaik.

Kenal kapan? Sebulan yang lalu.
Kenal berapa lama? Seminggu.
Sekolah bareng? Beberapa iya, but mostly nggak.
Lah, satu kawasan? Nggak juga. Satu provinsi tapi.
Lah lahh, kalau gitu kenapa bisa kenal? Iya, karena mereka dikirim langsung oleh Tuhan untuk mengisi duniaku lewat Forum Pelajar Indonesia ke 8.


Kalian. Iya, kalian. Zizah, Paulina, Nurul, Dini, Lila, Lia, Aufan, Surya, Banna, Irsyad, Vian, Nosa, Rikza, Apandi, dan Tyas. Kalian belahan jiwaku yang terkumpul menjadi anak-anak, yang judulnya FOR 8 Jateng. Kalian yang mengisi hariku selama 1 minggu, namun tetap berada di hatiku selama-lamanya. Kalian yang aku gak kenal, yang nggak peduli latar belakangnya apa, tapi kusayang sepenuh hati.

Waktu berlalu terlalu cepat, ya. Time really flies. Rasanya belum cukup kumengenal kalian, namun sudah dekat sekali terasa. Rasanya masih ingin kembali ke saat kita bersama, menjalani kegiatan, mulai dari mempersiapkan cultural performance dan mading, meet up di TN yang seadanya banget (maafkan kami tuan rumah yang merepotkan), menjalani kegiatan blokade kita di Jakarta, sampai akhirnya kita harus kembali berpisah ke ranah masing-masing.

Sudah 1 bulan. Dan aku juga rindu selama 1 bulan ini. Mau meet up lagi, mau makan kupat tahu es buah piscok bareng lagi, mau latihan cultural performance malam-malam lagi, mau makan pagi bareng lagi, mau ngeblokade bareng lagi, mau foto-foto bareng lagi, mau dimarahin kak titis bareng-bareng lagi, pokoknya mau apa aja asal bareng sama kalian.

Jujur, aku merasa menjadi diriku saat bersama kalian. Jujur, aku tak pernah merasa sedekat ini dengan siapapun sebelumnya. Jujur, kalian membuatku bersyukur pernah ada, bersyukur pernah mengirimkan berkas ke ISYF, bersyukur sekolah di TN sehingga aku pernah bertemu dengan kalian.

Awalnya kupikir aku takkan bisa dekat dengan kalian. Awalnya kupikir aku kan tersisihkan. Namun dengan cara kalian yang apik, kalian membuatku ada, membuatku nyaman dengan segala ke-apa-adanya kalian. Terima kasih teman. Mungkin tak pernah kuucapkan itu secara langsung, tapi aku sangat berterima kasih pada Tuhan, pada kalian. Kepada Aufan yang begitu lembut dan care, pada Apandi adekku yang begitu penurut, pada Awalia yang begitu bersahaja. Kepada Banna adek yang begitu pasrah dan sangat sabar, kepada Dini yang sangat berjasa besar dalam hal ini. (Maafkan aku kalau aku sering terlihat cuek atau tidak peduli, bukan itu maksudku. Ku sayang padamu, maafkan aku telah membiarkanmu berjuang keras sendiri) Kepada Irsyad yang seriusan banget, pada Lila yang imut banget dan cewek banget, pada Nosa yang ah sudahlah kita sering bertemu, ku kan mengenangmu lain kali habis PA/PO saja? Pada Paulina yang begitu medhok dan begitu nyambung dengan diriku yang aneh ini, pada Tyas teman sekamarku yang baik. Pada Rikza yang menghancurkan ekspektasi awal tapi berjasa dengan pak jontas, pada Surya yang hatinya dan kebaikannya berbanding lurus dengan badannya, juga pada Vian yang begitu keren dalam editing. The last but not the least, Zizah yang selalu sabar menghadapiku dan menemaniku. Terima kasih atas kenangan tak terlupakan ini.

Apakah kalian merindukanku di sana? Kutitipkan rinduku pada bulan, pada bintang, dan pada langit malam. Berharap langit malam kan menyampaikannya pada kalian. Aku rindu.
Aku juga menitipkan harapanku pada pelangi, pada awan putih, dan pada matahari yang mulai muncul di ufuk, semoga kita kan bertemu lagi di puncak kesuksesan masing-masing.

Salam rinduku,
Thierris Nora Kusuma

Comments

Popular posts from this blog

Masuk SMA Taruna Nusantara tuh gimana sih, kak?

Review Novel : Pergi - Tere Liye

Pabrik MTI 2018