Orang Jepang Asli di Sekolah? Masa sih? 竹本昌史さん,ありがとう。


Waktu, terkadang bisa terasa sangat lama bagaikan siksa yang tak berujung, terkadang juga bisa terasa sangat cepat, secepat kedipan mata.
Teringat hari itu aku dan teman-teman tim bahasa jepang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba. Tiba-tiba Endang-sensei, pamong bahasa jepang kami yang tercinta, datang dan membawa kabar itu. Akan ada native speaker langsung dari Jepang yang akan mengajar di sekolah kami, SMA Taruna Nusantara. Senang tak terkira hati kami, akhirnya kami bisa bertemu langsung dengan orang Jepang asli!
Kami terus bertanya-tanya seperti apa rupanya. Apakah ia pria? Atau wanita?
“Pria,” jawab sensei.
Sebagai gadis-gadis remaja normal berumur 17 tahun, tentu kami langsung bertanya berapakah umurnya.
“Masih muda kok,” jawab sensei lagi sambil tersenyum.
Hansamu desuka, sensei?” Entah mengapa, pertanyaan itu terlontarkan begitu saja.
“Tentu! Hansamu desu!” Masih jelas di benakku cara sensei mengungkapkannya kala itu dengan gaya ala-ala sensei yang sangat khas disertai dengan senyuman lebar beliau.
Sontak kami langsung histeris. Ya biasalah, anak muda, cewek pula. Sebenarnya yah aku hanya senang aja bisa melihat yang seras lagi, udah lama lupa sih gimana bentukan yang seras karena udah kelamaan merantau, EH. Haha, bercanda kok.
“Namanya siapa, sensei?”
“Masashi. Takemoto Masashi. Dari Oosaka.”
Instagram, Facebook, semua kami cek. Ekspektasi sangat tinggi ketika menemukan satu account instagram yang bernama sama (oke username disamarkan saja, tidak baik mengumbar aib dan privasi orang hehe), dan langsung kami stalk. (That’s girls’ power, dude) Tapi karena penasaran akhirnya aku bertanya lagi kepada sensei apakah ada foto Masashi-san. Waktu itu hujan, di dalam elf, sepulang lomba. Sensei bilang ada, dan satu menit kemudian foto itu sudah ada di whatsappku. Jreng jreng, jauh banget dari ekspektasi awal. Hahaha.
Kala itu memang kami lagi gencar-gencarnya ikut lomba bahasa jepang dan juga persiapan untuk sertifikasi N5 (Japanese Language Proficiency Test 日本語力試験). Ada PPL dari UNNES yang sangat baik membantu kami. Ada Fiyan-sensei, Adit-sensei, Joko-sensei dan Listria-sensei. Aku senang membully mereka. Eh, maksudnya berdiskusi dan belajar bersama mereka. Sampai hari itu Masashi-san (kami memang biasa memanggilnya begitu) datang. TERNYATA! Dia tak seperti yang di foto yang diberikan Endang-sensei. Ini fotonya, buktikan saja sendiri omonganku.

Awalnya kami takut akan susah berkomunikasi dengannya, secara ia orang Jepang asli dan kami juga orang Indonesia asli yang baru tahu bahasa jepang hanya sekadar Ohayou dan Arigatou. Tapi ternyata dia memang khusus belajar Bahasa Indonesia di Oosaka University, Jepang, jadi tidak terlalu sulit walaupun ada beberapa kata yang memang sulit untuk dijelaskan. Dia sangat menyukai Taufik Hidayat, pemain badminton Indonesia yang top itu loh. Katanya, ia mau sekali main bareng. Masashi-san juga pernah bilang kalau dia sangat suka dengan kebudayaan Indonesia. Sst, dia pernah nulis pakai aksara Jawa loh! (yang nulis blog ini aja gak pernah *lompat ke jurang*)

Masashi-san orangnya sangat menyenangkan. Pembelajaran bahasa jepang di kelas pun menjadi semakin menarik. Kami, tim bahasa jepang, juga banyak terbantu. Buktinya, Rizki Kurniawati, the best Japanese Orator SMA TN, bisa dapat juara 2 di Speech Contest ORENJI yang diselenggarakan UNDIP kemarin. Putri Mustikaning, the best Japanese Story Teller, juga bisa meraih peringkat yang sama untuk bidang Kamishibai (Story telling). Dan yang paling fresh kemarin, juara 1 lomba Gundoku (Japanese Poetry) MGMP oleh duo Gabriela dan Dzikri. Banyak hal yang telah kami lakukan bersama, mulai dari yang canggung-canggungan di lab bahasa, gaje-gajean di Balairung Pancasila, sampai tembak-tembakan di Puri Asri. Nggak terasa ya. Masashi-san sudah mau pulang. Kita belum sempat mencoba kuliner-kuliner lain, mengunjungi tempat-tempat menarik lainnya, rafting. Kita hanya baru mencoba tempe mendoan dan pergi ke Camera House, Borobudur. Sungguh pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan.



Banyak hal yang ingin kami sampaikan, tapi kami tak tau cara mengungkapkannya. Biarlah kutorehkan dalam catatan ini.

昌史さん、ありがとう!
私たちにたくさんいい思い出をくれて、日本語や日本文化などを教えてくれて、そしてインドネシアに楽しんでたのはすごく嬉しいですよー。又、チャンスがあったら、インドネシアに来て下さいね。忘れられないことは昌史が私たちに「恋するフォーチュンクッキー」の歌を歌ってくれたのすごくかっこ良かったよ。又聴きたいなと思っています!笑
昌史さん、卒論頑張って下さいね!
もちろん、昌史と一緒に過ぎた日々は忘れません。では以上です。 

Masashi-san, Terima kasih banyak. Terima kasih atas semua yang telah Masashi-san berikan kepada kami. Kami minta maaf kalau kami belum bisa menjadi murid dan tuan rumah yang baik. Kami sangat senang Masashi-san menikmati tinggal di Indonesia dan mau mengajari kami belajar Bahasa Jepang. Sering-sering main ke Indonesia ya, sensei! Oh iya, nyanyian sensei yang Koisuru Fortune Cookie itu keren. Hahaha. Kapan-kapan nyanyi lagi ya. Hehe. Selamat sukses ya, sensei. Of course, we will miss you. 

マゲラン、2017年 3月 25にち
               
ティエリス 


Comments

Popular posts from this blog

Masuk SMA Taruna Nusantara tuh gimana sih, kak?

Review Novel : Pergi - Tere Liye

Pabrik MTI 2018