ITB Student Orchestra (ISO) Annual Concert -Symphony of The Four Seasons-

"Nggak ah, orkestra orkestra gitu bosenin"
"Musik klasik bikin ngantuk"
"Ngapain nonton gituan, mending tidur deh di kamar" 

Sering banget sih denger jawaban kayak gitu tiap ngajak orang nonton orkestra atau musik klasik. Jadi di postingan kali ini aku pengen ngereview konser orkestra yang baru aja aku nonton yaitu "Symphony of The Four Seasons" oleh ITB Student Orchestra (ISO), mana tau kalian yang tadinya ga suka nonton orkestra bisa merasakan dikitlah gimana kerennya orkestra itu. Jujur ini juga pertama kalinya aku nonton orkestra (well, sebelumnya cuma suka dengerin aja), so I was so excited!

Jadi, ITB Student Orchestra (ISO) memang selalu mengadakan konser setiap tahunnya dengan tema yang berbeda-beda. Tahun ini mereka membawakan tema empat musim : spring, summer, autumn, dan winter yang diberi judul "The Symphony of The Four Season". Sebelum main concertnya tanggal 14 April 2018, mereka juga mengadakan pre-event gitu, kalau gak salah sih judulnya "Enchanting Melodies" di Institut Francais Indonesia. Aku gak nonton soalnya lagi ada urusan, maklumlah orang sibuk :). Harga tiketnya terbagi tiga jenis : Autumn (reguler) seharga Rp 60.000,00 duduknya di belakang, Spring (VIP) seharga Rp 80.000,00 duduknya di tengah, dan Winter (VVIP) Rp 100.000,00 duduknya di depan. Itu udah murah banget kalau dibandingin tiket nonton orkestra pada umumnya, mungkin paling murah ya Rp 150.000,00, itupun udah paling jauh dan diskon pelajar. Di sini dengan Rp 100.000,00 udah dapat duduk paling depan selama 2 jam lebih, kurang apa coba? Hehe, mahasiswa mah memang gitu. Yang aku sukanya juga ISO menyediakan online ticketing yang gampang banget, jadi gak perlu ngantri lama atau jalan ke ticketing boothnya pagi-pagi cuman buat beli tiket, itupun kalau dapat. Tapi buat yang gak suka online ticketing (soalnya ditambah berapa ratus rupiah gitu biar mempermudah verifikasi katanya) tetep bisa ke boothnya langsung dan itu udah mulai dibuka dari seminggu sebelumnya. Kalau mau beli juga harus cepet-cepetan, soalnya suka kehabisan sih! Aku belinya udah dari tanggal 2 April dan yang spring (VIP), itupun karena disponsor bos besar dari Jakarta hehe.

Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba. Konser mulai jam 7 malam, tiket booth buka jam 5 sore, tapi aku datangnya jam 6 lewat 40 menit dengan kondisi belum nukar tiket, maklumlah wanita wkwk. Tiket boothnya udah oke sih dipisahin gitu antara yang On The Spot (OTS) dan yang udah beli online, tapi tadi agak kecewa sih soalnya lama banget cuma mau nukar tiket doang dan pakai acara tiketnya habis. Ya mungkin ini pelajaran ya untuk panitia dan konser selanjutnya, jatah online ticketing dan  OTSnya diperjelas lagi gitu. But booklet dan tiketnya cukup unyu sih.

Penampakan Booklet dan Tiket!
Kesan pertama saat masuk Aula Timur ITB tempat konser ini diadakan adalah PANAS. Aku sampai sempat bertanya ke om google "Apakah konser orkestra tidak boleh menggunakan pendingin ruangan?" sebelum dibilang katrok kan, mana tau beneren gak boleh karena bisa mengganggu performa alat musik gesek atau alat musik tiup, mana tau. Dan ternyata om google tidak bisa menjawab! Yaiyalah, siapa dah yang nanya begituan, duh jadi malu wkwk. Wajar sih panas, soalnya orangnya banyak banget, dan ya begitulah. Mungkin ini juga bisa jadi salah satu yang harus diperhatikan ya, soalnya jadi menambah satu lagi fungsi booklet, yaitu untuk kipas-kipas. Selama acara juga masih banyak yang kipas-kipas, dan itu bisa aja kan mengganggu orang lain untuk menikmati suguhan.

Acara dimulai pukul 19.10, molor 10 menitlah dari jadwal, tapi gak terlalu berasa sih buat aku karena datangnya mepet #peace. Dibuka oleh MC, sepasang lelaki dan wanita, dimana menurut aku wanitanya sangat dominan, bahkan lelakinya tidak melakukan apa-apa. Well, sungguh disayangkan sih, sampai akhir acara juga lelaki itu (maaf aku lupa namanya siapa, daripada salah tulis kan) hanya berdiri di sebelah sang wanita seakan cuma biar gak kelihatan jomblo. Ditambah lagi kelihatan gugupnya pas kebaca sponsor dua kali (gak tau kenapa aku notice aja gitu, mungkin masih bawaan Dravo dulu di SMA ya). Sorry to say sih, tapi ini kritik jujur dari penikmat acara. Tak ada gading yang tak retak kan? Kritik membangun kenapa nggak kan? Semoga lain kali juga bisa lebih ditingkatkan lagi, ya.

Segala keresahan karena ticketing, kepanasan, dan MC lenyap seketika saat bunyi gitar mulai melantun di udara. Aku memang penggemar akustik, suka dengerin instrumental gitar, jadi sesi pertama yaitu sesi gitar ini aku bangetlah pokoknya. Ada 5 lagu : Grande Overture Op.61, Nocturne Op.9, No 1, Bohemian Rhapsody, Invierno Porteno, dan Shupuuru. Lima-limanya keren, bahkan Bohemian Rhapsody yang awalnya bagi aku agak membosankan (maaf ya Queen) tiba-tiba jadi asyik gitu. Mungkin karena aku sering banget dengerin lagu-lagunya Depapepe aku jadi dengerin ada sedikit miss gitu pas awal-awal lagu Shupuuru (Spur), tapi berhasil dicover dengan baik dan tetap a great performance lah! Two thumbs up! Jadi keingat dulu belajar gitar di SMP 3 tahun kok gak bisa-bisa ya wkwk.

List Lagu Sesi 1 (sumber : booklet)
Pukul 20.00, jeda 20 menit istirahat. Ruangan udah agak mendingan, lebih dingin, tapi masih ada yang kipas-kipas. Pertama agak terkejut sih 'gila, 20 menit istirahat lama amat'. Tapi ternyata gak terasa 20 menit itu. Semakin malam antusiasme juga meningkat, apalagi ketika udah ditata kursi yang banyak di panggung. Waktunya sesi 2! Here comes the Orchestra! Ada 5 juga di sesi kedua : La Primavera (Spring), Violin Concerto No.1 in G Minor Op.26, One Summer's Day, Winter Games, Arr.Matheus Silitonga, dan Medley from Petualangan Sherina. Khusus yang terakhir itu ada vokalnya.

List Lagu Sesi 2 (sumber : booklet)
Katanya kalau nonton musik klasik bakal cepet bosan, apalagi kalau 30 menit cuma dengerin lagu yang gak ada liriknya dan nggak ngerti tentang apa. Tapi aku juga dikasih tau sih kalau nonton musik klasik memang gak harus ngapa-ngapain. Yang bermain adalah imajinasi. Dan bener, selama mendengarkan konser ini aku melatih daya imajinasi, eaak. Pas lagu Spring, aku merasakan aku lagi di taman bunga, ada suara-suara burung dan bisa menari-nari. Bahkan di lagu kedua yang katanya lagu paling terkenal (mungkin di kalangan pemain biola ya) selama 30 menit itu pun aku bisa membayangkan sesuatu. Kalau tadi aku bayanginnya sih aku lagi di film-film adventure gitu, biasalah kan ada prolognya dengan segala detail-detailnya sampe ada masalah, terus pas klimaksnya itu lagunya dapat banget, kayak yang wow banget penyelesaiannya. Terus epilognya dan ending yang bahagia. Mungkin interpretasi orang bakalan berbeda-beda, dan itulah esensinya dari menikmati karya seni bukan? Buat aku, yang the bestnya adalah One Summer's Day, lagu dari Spirited Away, Studio Ghibli. Aku suka banget sama animasi dan lagunya, dan di konser ini pianonya dapat banget, orkestranya pas banget. I love the combination. Bagian slownya dapat, feelnya oke. Kali ini kalau jempol kaki bisa diangkat juga jadi four thumbs up deh! Winter Games juga gak kalah oke sih, sangat menggelegar di awal, dijamin yang ngantuk langsung melek. Suasananya benar-benar kayak lagi nonton games gitu di stadion, lantang menggelegar kayak suasana bersaing yang sportif banget deh kalau menurutku. Konser ini ditutup dengan medley lagu Petualangan Sherina, ditambah vokal. Kalau yang masa kecilnya bahagia pasti tau deh lagunya dan so nostalgic. Suaranya juga bagus, menyeimbangi suara orkestranya. Duh, jadi suka iri sama orang yang suaranya bagus hehe. Penutup yang pas sih menurutku, jadinya dengan lagu yang cukup dikenal penonton jadi ada kesan terakhirnya yang membuat gak bisa lupa, terbukti pas keluar itu masih banyak banget yang bergumam secarik lirik dari perform terakhir.

Suasana Konser

Lagu terakhir:((

Sebelum lagu penutup, ada apresiasi. Apresiasi yang setinggi-tingginya juga dari aku dan aku yakin penonton lainnya juga. You guys did a great job. It's my first time and I had so much fun. Pokoknya buat teman-teman yang selalu mikir buat nonton orkestra, IT'S NOT EVEN A WASTE OF MONEY AND TIME, IT'S A WORTHY TWO HOURS OF BEING AWAY TO YOUR OWN WORLD. (sorry capslock jebol). Serius deh, buat kalian yang capek nih kuliah, kerja atau dengan kesibukan yang fana dan tiada habisnya, dengan mendengarkan musik klasik atau orkestra tuh bisa membantu untuk melepaskan diri sejenak dari dunia yang fana ini, menuju dunia ciptaan kalian sendiri dan menikmati jalan cerita yang dibuat sendiri. Kalau nggak percaya coba aja nonton sekali-sekali. Hati-hati ketagihan ya.

Kasihan kakak ketuanya gak dapat bunga wkwk

Overall untuk konser ini aku gak mau memberikan nilai dalam angka, mungkin karena ini juga pertama kali jadi standar nilai juga masih bias, tapi aku akan merekomendasikan konser ini ke semua orang, apalagi yang belum pernah nonton. Kapan lagi bisa nonton orkestra bagus dengan biaya seminim ini? Hehe, thank you bos besar donatur aku yang tercinta. Sering-sering ya.

Buat yang pengen kepo-kepo tentang pemain atau semua yang terlibat di konser, ini aku scanin isi bookletnya ya. Semoga bermanfaat!



Comments

Popular posts from this blog

Masuk SMA Taruna Nusantara tuh gimana sih, kak?

Review Novel : Pergi - Tere Liye

Pabrik MTI 2018